AYO SEGERA DAFTAR
Pondok Pesantren Tri Bahkti Al Falah adalah sebuah lembaga pendidikan pesantren yang berlokasi di kelurahan Yukum Jaya LK VIII RT 45 RW 15 Kec. Terbanggi Besar Kab. Lampung Tengah.
unit pendidikan yang saat ini kami kelola yaitu : TK, SDIT, SMPI, MA, TPQ, MADIN, Majlis Taklim
Pondok
pesantren Tri Bhakti Al Falah Yukum Jaya,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah memperingati hari santri nasional yang di ikuti
oleh 500 santri tingkat TK, SDIT, SMP, MA di lingkungan pendidikan pondok
pesantren Tri Bahkti Al Falah.,
Terbanggi Besar, Lampung Tengah memperingati hari santri nasional yang di ikuti
oleh 500 santri tingkat TK, SDIT, SMP, MA di lingkungan pendidikan pondok
pesantren Tri Bahkti Al Falah.
Dalam
peringatan tersebut pengasuh pondok pesantren tri bhakti al falah Ky. Syahrul
Munir atau akrab di sapa Gus Munir menyampaikan:
Setelah
70 tahun Indonesia merdeka, akhirnya sumbangsih Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim
Asy'ari bersama para ulama, kiai, dan santri dalam mempertahankan kedaulatan
Negara Republik Indonesia diakui oleh seluruh elemen Negara dan bangsa
Indonesia melalui ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional
oleh Presiden Republik Indonesia
Hari
Santri Nasional memiliki makna sangat penting bagi seluruh masyarakat indonesia.
Penetapan Hari Santri ini hadir di saat yang tepat. Saat dimana generasi muda
Indonesia mengalami krisis ketauladanan. Krisis yang berpotensi mengantarkan
generasi bangsa Indoensia menjadi generasi yang tidak berakhlakul karimah.
Generasi yang tentu saja jauh dari nilai-nilai agama dan susila.
Sudah
sepatutnya kita semua merasa khawatir atas segala fenomena yang terjadi pada
dunia pendidikan belakangan ini. Menurut hemat kami, krisis ketauladanan saat
ini sudah sangat memprihatinkan. Hal ini terwujud dari semakin maraknya
tindakan yang bertentangan dengan akhlakul karimah di semua kalangan, bahkan
atas nama agama sekalipun.
Di
sinilah relevansinya kehadiran Hari Santri Nasional di tengah-tengah kita.
Sebagai pendidik, sudah selayaknya kita mampu mengaktualisasikan ketulusan dan
keikhlasan para ulama dan para santri menjadi pijakan moral bagi peserta didik
di indonesia saat ini. Melalui upaya ini diharapkan generasi muda indonesia
tidak akan mudah terombang-ambing oleh segala godaan duniawi dan kesesatan
dalam memahami ajaran agama. Generasi muda indonesia harus menjadi generasi
yang memiliki prinsip yang kuat. Sebagaimana pendahulu mereka para santri yang
mengorbankan jiwa dan raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Republik
Indonesia sebagai prinsip hidupnya
Di
akhir pidatonya, Gus Munir mengucapkan Selamat Hari Santri untuk Para santri di
indonesia. Dan tidak lupa, terkhusus, kami sampaikan Selamat Hari Santri kepada
seluruh santri di lingkungan pendidikan pesantren Tri Bahkti Al Falah, penerus
estafet kepemimpinan dan masa depan bangsa Indonesia. Semoga kita senantiasa
mendapat Ridha Allah SWT dalam menjalankan segala aktifitas. Sebagaimana Allah
meridhai para ulama dan santri yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia 70 tahun yang lalu.
Syarat-syarat mencari ilmu
اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah :
1. Cerdas,
artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga.
2. Semangat,
artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabulilmi.
3. Sabar,
artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain .
4. Biaya,
artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi’i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,
5. Petunjuk ustadz,
artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,
6. Lama,
artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,
Langganan:
Postingan (Atom)